DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN KRISTEN


DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN KRISTEN[1]


° Pengantar
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, satu sama lain saling membutuhkan dan kerjasama merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Organisasi merupakan wadah aktivitas manusia sekaligus tempat jalinan hubungan kerjasama antar manusia. Manusia juga sebagai makhluk individualis yang memiliki ego dan ambisi.  Agar terjadi keselarasan antara sifat sosial dan individualis, maka setiap organisasi/kelompok  kerja memerlukan pemimpin. Seorang pemimpin diharapkan mampu memimpin, mengerahkan dan mengarahkan manusia untuk bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan.

° Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (1994), pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan dalam mengerjakan sebagian pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Susilo Martoyo (1994), pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama.
Berdasarkan penjeasan di atas, pengertian kepemimpinan mengandung tiga hal pokok yaitu:
1.      Adanya seorang pemimpin yang memiliki wibawa, posisi, kemampuan dan  legitimasi.
2.      Adanya bawahan/pengikut yang memiliki derajat berbeda dalam kemampuan, motivasi, harapan dan kebutuhan.
3.      Adanya situasi dan kondisi yang berbeda dari setiap tugas.
Kepemimpinan yang berhasil adalah kepemimpinan yang memiliki kemampuan memadukan ketiga determinan diatas secara tepat guna, sehingga tujuan organisasi yang ditetapkan dapat tercapai.

° Tipe-Tipe Kepemimpinan
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan ke dalam lima tipe utama yaitu sebagai berikut :
1. Tipe pemimpin otokratis
2. Tipe pemimpin militeristis
3. Tipe pemimpin paternalistis
4. Tipe pemimpin karismatis
5. Tipe pomimpin demokratis

1. Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut:
a.       Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b.      Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c.       Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
d.      Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar
e.       Selalu bergantung pada kekuasaan formal
f.        Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.

2. Tipe Kepemimpinan Militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
  1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
  2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
  3. Sorang kepada formalitas yang berlebihan
  4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
  5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
  6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Pemimpin Paternalistis
Tipe kepemimpinan paternalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat paternal atau kebapakan. Kepemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b.      Bersikap terlalu melindungi bawahan
c.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dalam pelimpahan wewenang.
d.      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisiatif daya kreasi.
e.       Sering menganggap dirinya maha tahu.

4. Tipe Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
a.       Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
b.      Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
c.       Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
d.      Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
e.       Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
f.        Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
g.       Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
h.      Dan sebagainya.

° Gaya Kepemimpinan
Yang sering dikenal secara luas dari gaya kepemimpinan adalah Otoriter, Demokrasi dan Laizes-faire.
- Gaya Kepemimpinan Otoriter, adalah Pemimpin sebagai pusat kekuasaan dan pengikut/bawahan adalah bagaikan sebuah mesin yang hanya dan harus menuruti perintah atasan.
- Gaya Kepemimpinan Demokrasi, meletakkan fungsi pimpinan sebagai mitra bawahan sehinga keputusan-keputusan yang diambil atasan setelah mendapatkan masukan yang memadai dari kelompok.
Gaya kepemimpinan Laises-faire adalah model yang menempatkan pimpinan seolah-olah hanya sebagai fasilitator, sehingga keputusan yang diambil lebih banyak berdasarkan pendapat dari kelompok/bawahan.
Adapun gaya kepemimpinan akan menjadi efektif, bilamana seorang pemimpin dapat memadukan gaya tersebut diatas untuk diterapkan pada situasi dan kondisi yang sesuai, atau sering disebut sebagai model pemimpin situasional:
1.     Model pemimpin situasional , ini dapat dikategorikan dalam:
a.       Situasi Arahan; yang mengarah pada pola proses pengambilan keputusan satu arah, dilakukan oleh pemimpin, berarti pemimpin akan selalu memberikan pengarahan pada setiap pekerjaan yang akan dilakukan bawahan dan partisipasi bawahan sangat rendah dalam ikut serta menetukan keputusan.
b.      Situasi Dialog; Meskipun pemimpin masih memberikan pengarahan namun ada kecenderungan memberikan kelonggaran pada bawahan/kelompok untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, sehingga partisipasi bawahan tinggi dan kontrol pengambilan keputusan tetap pada pimpinan.
c.       Situasi Dukungan; Pemimpin cenderung bersikap aktif dalam memfasilitasi pengambilan keputusan, namun rendah/sedikit dalam memberikan arahan untuk penyelesaian pekerjaan dan bawahan/pengikut seolah-olah yang menentukan pengambilan keputusan.
d.      Situasi Pendelegasian; Pemimpin mengajak pada bawahan untuk telibat aktif dalam pengambilan keputusan sehingga tidak nampak secara jelas adanya hubungan atasan dan bawahan, dan pengambilan keputusan-pun didelegasikan pada para pengikut untuk mencapai kata kesepakatan dalam penyelesaian pekerjaan.

° Definisi Kepemimpinan Kristen
Kepemimpinan dapat dilihat dari banyak sudut yang berbeda. Kepemimpinan adalah suatu posisi. Perusahaan mempunyai para pemimpin. Organisasi mempunyai para pemimpin. Kelompok mempunyai pemimpin. Gereja mempunyai pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu hubungan. Pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut - menurut definisinya. Mungkin orang-orang mengikuti karena inspirasi, kepentingan pribadi, atau karena struktur organisasi, tetapi pengikut mutlak harus ada. Kepemimpinan adalah tindakan. Pemimpin dikenal melalui tindakan kepemimpinan yang diperlihatkan mereka.
 Seseorang mungkin mempunyai sederetan sifat seorang pemimpin, tetapi bila ia tidak pernah mengambil tindakan untuk memimpin, ia bukan (belum menjadi) seorang pemimpin. Pada dasarnya kepemimpinan Kristen berbeda dari bentukbentuk kepemimpinan yang lain dalam hal motivasinya, yaitu alasan dari tindakan- tindakannya.
J. Robert Clinton, dalam bukunya Leadership Emergence Theory, memberikan definisi sebagai berikut: “seorang pemimpin Kristen adalah seorang yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk memberi pengaruh kepada kelompok umat Allah tertentu untuk menjalankan kehendak Allah bagi kelompok tersebut”. Definisi ini menaruh perhatian pada inisiatif Allah dalam panggilan kepemimpinan. Ini merupakan sesuatu yang sangat ditekankan oleh Alkitab.
Walter Wright, dalam bukunya Relational Leadership, mengemukakan: “jika pemimpin kita artikan sebagai orang yang memegang posisi otoritas dan tanggung jawab, setiap orang Kristen bukanlah seorang pemimpin. Beberapa ya – beberapa tidak. Namun, jika pemimpin kita artikan sebagai seorang yang masuk ke dalam hubungan dengan orang lain untuk mempengaruhi prilaku, nilai-nilai, atau sikap mereka, saya akan menyarankan bahwa semua orang Kristen seharusnya menjadi pemimpin. Atau mungkin lebih tepat lagi jika disebutkan bahwa semua orang Kristen seharusnya menjalankan kepemimpinan, berusaha membuat sebuah perbedaan dalam kehidupan di sekitar mereka”. Jadi kepemimpinan adalah sebuah hubungan, sebuah hubungan di mana satu orang mencoba mempengaruhi pemikiran-pemikiran, perilaku-perilaku, kepercayaan-kepercayaan atau nilai-nilai.
Alkitab memperlihatkan bahwa di dunia ini dikenal tiga macam tipe kepemimpinan yaitu:
1.       Pemimpin yang mengambil keuntungan dari jabatannya.
2.                   Pemimpin yang ingin mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan bersama, dengan dan melalui orang lain (Lukas 9 : 1-6  ;  Lukas 10 : 1-20)
3.       Pemimpin yang selalu ingin bekerja untuk orang lain

Kepemimpinan Kristiani adalah gabungan dari pemimpin yang ingin mencapai tujuan organisasi dengan dan melalui orang lain dan yang ingin bekerja untuk orang lain atau melayani orang lain.

Yohanes 15 : 16 menyatakan :
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”.
Firman diatas menyatakan bahwa Pemimpin Kristiani adalah pilihan TUHAN sendiri. Artinya apabila seseorang telah terpilih dan bersedia menerima tugas atau pertanggung-jawaban atas sesuatu maka :
1.      Orang tersebut harus merasa dan mengakui bahwa dirinya dipilih oleh TUHAN. Tuhan adalah atasannya, pemimpinnya. Dia harus melakukannya sepenuh hati agar tidak mengalami kegagalan, (Yakobus 4 : 17).
2.      Orang tersebut harus mau mempertanggung-jawabkan keberadaan tugasnya kepada atasan atau pimpinannya (accountability), (Lukas 16:2) dan bersedia bertanggung-jawab atas kegagalan yang dimunculkannya.
3.      Orang tersebut akan mendapat hak istimewa, tetapi hak istimewa ini bukanlah barang gratisan sebab semakin banyak hak istimewa yang diberikan akan semakin banyak tuntutan  yang menyertainya, (Lukas 12:48 menyatakan : “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut”

Ada tiga definisi kerja Kepemimpinan Kristiani, yaitu :
1.      Kepemimpinan Kristiani berhubungan dengan pertanggung-jawaban (responsibility) atas tugas yang diemban dan atas orang atau personil yang dipimpinnya
2.      Kepemimpinan Kristiani adalah kepemimpinan yang bersifat melayani (servant-leaders).
3.      Kepemimpinan Kristiani adalah jenis kepemimpinan yang menganut pengertian bahwa seorang pemimpin adalah juga seorang pengikut/murid setia dari TUHAN Yesus.

° Substansi Kepemimpinan Kristen
Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.
Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai dari “handuk dan baskom” - dalam peran seorang pelayan (Yoh.13:5):
1.      Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah mempunyai strategi besar di mana ia menjadi bagiannya.
2.      Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita.
3.      Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada dirinya.
4.      Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang melampaui segala alasan lainnya.
5.      Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allahlah yang melakukan pekerjaan tersebut.

° BERKAT Sebagai Pola Kepemimpinan Kristen Masa Kini (rekomendasi)
Banyak pola atau model kepemimpinan Kristen masa kini, salah satu model yang saya usulkan adalah “PEMIMPIN BERKAT”. Model ini adalah model dengan mengacu pada prinsip-prinsip Alkitabiah. Pemimpin BERKAT adalah Pemimpin yang menerapkan prinsip-prinsip: Bersih, Elok, RamahKasih, Aman, Tangguh.
    Bersih
Pemimpin Kristen adalah pemimpin “bersih”. Bahwa pemimpin Kristen mesti memiliki hati dan pikiran yang bersih. Pemimpin Kristen yang memiliki hati dan pikiran yang bersih adalah mereka yang selalu “positif thinking”. Mereka yang dalam pikirannya tidak merancangkan “celaka” bagi orang lain. Mereka yang selalu jujur dan tulus. Tulus melakukan dan memperjuangkan sesuatu. Jujur pada diri sendiri dan sesama. Hati dan pikiran yang bersih membuat kita bersikap adil.
Membaca Alkitab setiap hari dan buku-buku rohani adalah salah satu cara yang dapat membantu kita memiliki hati dan pikiran yang bersih.

    Elok
Pemimpin Kristen juga harus “elok”. Elok berarti berpenampilan menarik, enak dipandang. Menarik dan enak dipandang tidak identik dengan berpenampilan mewah atau mahal. yang dimaksudkan bukan juga pemimpin yang cantik dan berbody “aduhai” atau pemimpin yang tampan dan bertubuh kekar. Jadi, mungkin kita bertubuh yang secara fisik “kurang menarik”, tapi yang saya maksudkan bahwa pemimpin Kristen haruslah memiliki “inner beauty” atau kecantikan yang lahir dari dalam hati yang bersih.

    Ramah
Pemimpin Keristen mesti “ramah” dengan semua orang, dengan semua ciptaan Tuhan. Jadi tidak hanya “ramah” pada kekasih atau pada saudara saja. Keramahan bisa menutupi banyak kekurangan kita. Keramahan membuat kita bisa diterima oleh siapa saja dan dimana saja. Keramahan menjauhkan kemarahan. Keramahan menjauhkan musuh. Ramah tidak hanya pada manusia. Pemimpin Kristen harus ramah juga pada lingkungan. Menjadi agen pemelihara keseimbangan ekosistem.

    Kasih
Pemimpin Kristen juga mesti memiliki “kasih”. Pertama-tama kasih pada Tuhan dan kedua kasih pada sesama manusia serta ciptaan Tuhan yang lain. Tentu juga mengasihi diri sendiri. Pemimpin yang memiliki “kasih” kepada Tuhan adalah pemimpin yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Dan pemimpin yang selalu bersyukur adalah pemimpin yang selalu menyenangkan hati Tuhan. Pemimpin yang selalu menyenangkan hati Tuhan adalah pemimpin yang akan disenangkan oleh Tuhan. Pemimpin yang memiliki “kasih” pada Tuhan adalah juga pemimpin yang “tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah”. Apakah juga kita punya waktu berteduh setiap hari pada Tuhan? Ibadah secara seremonial bisa secara pribadi juga bisa berkelompok.
Pemimpin yang memiliki kasih adalah pemimpin yang selalu melakukan pekerjaannya dengan tulus. Membangun persahabatannya dengan tulus. Yang mendahulukan kepantingan bersama daripada kepentingan pribadi. Pemimpin yang “kasih” pada diri sendiri berarti pemimpin mau dan berani mengatakan “no drugs, no free seks”.

    Aman
“Aman” bukan berarti “cari aman”. Yang saya maksudkan bahwa pemimpin Kristen harus bisa memberi rasa aman. Bukan pengacau keamanan. Tidak membuat orang lain merasa tertekan dan terancam. Percayalah dengan memberi rasa aman, siapa saja akan betah di dekat kita. Percayalah juga bahwa tidak ada mahluk hidup yang mau bertahan dalam situasi yang tidak aman. Lebih dari itu, pemimpin Kristen harus bisa menjadi pejuang damai sejahtera bagi semua ciptaan Tuhan: manusia, hewan tumbuhan.

    Tangguh
Pemimpin Kristen harus “tangguh”. Tangguh berarti tidak kenal menyerah. Tangguh berarti selalu pantang menyerah membangun prestasi. Pemimpin Kristen adalah pemimpin yang tidak pernah berhenti belajar. Pemimpin Kristen yang tangguh adalah pemimpin yang selalu aktif, kretif, inovatif, produktif.

Penutup
Pemimpin Kristen haruslah menjadi pemimpin yang tinggi iman, tinggi ilmu, tinggi pengabdian.
BERKAT harus menjadi cirikhas pemimpin Kristen. BERKAT harus menjadi model spiriualitas pemimpin Kristen. Percayala bahwa pemimpin yang hidup dan bertumbuh dengan BERKAT pasti akan DIBERKATI.


Literatur

LAI, Alkitab
Aritonang, Indra Raja (ed.), Kontekstualisasi GMKI di Gerega, Perguruan Tinggi dan Masyarakat di Era Reformasi Indonesia dan Globalisasi Dunia,
Cuples, David., Beriman dan Berilmu, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Gibbs, Eddie, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
Stoner, James A.F, Manajemen, jilid 1 & 2, edisi kedua, Jakarta: Erlangga, 1986.
Tomatala, Yakob, Kepemimpinan Kristen, Jakarta: YT Leadership Foundation, 2002.
Tyson, Shaun & Tony Jackson, The Essence of Organizational Behavior:Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2000.



[1] Disampaikan pada Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD) bagi Mahasiswa Fakultas MIPA UKIT, 14 September 2010 pukul 10.00 – 12.00 WITA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AD/ART GMKI

UNIVERSALISME MENURUT YUNUS 3: 1 - 10

PROBLEMATIKA HIV/AIDS DAN PELAYANAN PASTORAL